1. Teori Pembelajaran Behavioris
2.Teori Pembelajaran Kognitif
3.Teori Pembelajaran Konstruktivis
4.Teori Pembelajaran Sosial
- Perbandingan Teori -
a. Sejarah 1. Teori behavioris
Eksperimen skinner |
Eksperimen Watson |
Eksperimen Pavlov |
Eksperimen Thorndike |
Aliran psikologi behaviorisme dicirikan dengan pengkajian mendalam tentang stimulus dan respond. Psikolog yang terkait didalamnya antara lain, Ivan Pavlov, J.B. Watson, Skinner, dan E.L. Thorndike.
Berdasarkan penelitian Pavlov di Rusia terhadap seekor anjing, lahirlah sebuah teori yang terkenal yakni : classical conditioning. Teori tersebut menyatakan bahawa setiap organisme, perilakunya terjadi secara refleks, dan dibatasi oleh rangsangan sederhana dan bersifat mekanis. Teori ini menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi melalui bentuk hubungan antara peristiwa dalam lingkungan dengan individu pada saat proses belajar berlangsung. Secara psikologis, peristiwa yang terjadi dalam lingkungan itu disebut sebagai stimulus (S), sedangkan perilaku yang terkena stimulus, disebut respon (R).
Selain di Rusia, aliran behaviorisme juga ada di Amerika Serikat. Ilmuan yang bertanggungjawab memperkenalkannya adalah J.B. Watson. Beliau terkenal dengan ucapannya : “berikanlah kepada saya 10 orang anak (bayi), maka akan saya jadikan ke-10 anak itu sesuai kehendak saya”. Artinya, Watson meyakini bahwa dengan memberikan proses kondisioner tertentu dalam proses pendidikan, ia dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu.
Sementara itu, penelitian Pavlov juga telah merangsang peneliti Amerika Serikat yang lainnya, bernama E.L. Thorndike. Hasil penelitian yang menggunakan kucing, melahirlah teori law of effect atau dijuluki S-R bond theory. Thorndike menyatakan bahwa respon akan diperkuat jika diikuti oleh kesenangan, dan dilemahkan jika diikuti oleh ketidaksenangan. Prinsip yang hadir adalah reinforcement (penguatan). Jika sesuatu tindakan yang didikuti suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perbuatan itu diulangi, dan akan meningkat. Latihan dan pengulangan dilakukan untuk mencapai kemahiran, seperti pada slogan practice make perfect. Makna yang terkandung adalah, semakin kuat stimulus, maka semakin kuat respon.
Teori law of effect Thorndike, kemudian diperluas oleh Skinner yang dikenal sebagai seorang behaviorisme radikal. Teori yang dihasilkan adalah operant conditioning. Teori tersebut membahas tentang penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku. Prinsip reinforcement menjadi fokusnya. Beliau meyakini bahwa, perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah akibat dari respon terhadap kejadian eksternal. Artinya, kita menjadi seperti apa yang diinginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan itu. Bagi Skinner, hal yang utama dalam membentuk kepribadian seseorang adalah dengan memberikan : reward dan punishment.
Behaviorisme classic dan new behaviorisme yang disebut sebagai masih satu aliran, yakni aliran behaviorisme, telah membawa kemajuan sekaligus keberatan-keberatan. Behaviorisme telah berperan besar dalam mengasilkan sebuah psikologi hewan. Pada manusia, behaviorisme memiliki sumbangsih bagaimana mendidik anak atau merubah perilaku. Sedangkan keberatan yang diutarakan adalah, behaviorisme terlalu mekanis yang diibaratkan sebagai sebuah mesin reksi. Namun demikian, behaviorisme telah mengawal sebuah psikologi yang mandiri, berdiri sebagai sebuah ilmu.
Berdasarkan penelitian Pavlov di Rusia terhadap seekor anjing, lahirlah sebuah teori yang terkenal yakni : classical conditioning. Teori tersebut menyatakan bahawa setiap organisme, perilakunya terjadi secara refleks, dan dibatasi oleh rangsangan sederhana dan bersifat mekanis. Teori ini menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi melalui bentuk hubungan antara peristiwa dalam lingkungan dengan individu pada saat proses belajar berlangsung. Secara psikologis, peristiwa yang terjadi dalam lingkungan itu disebut sebagai stimulus (S), sedangkan perilaku yang terkena stimulus, disebut respon (R).
Selain di Rusia, aliran behaviorisme juga ada di Amerika Serikat. Ilmuan yang bertanggungjawab memperkenalkannya adalah J.B. Watson. Beliau terkenal dengan ucapannya : “berikanlah kepada saya 10 orang anak (bayi), maka akan saya jadikan ke-10 anak itu sesuai kehendak saya”. Artinya, Watson meyakini bahwa dengan memberikan proses kondisioner tertentu dalam proses pendidikan, ia dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu.
Sementara itu, penelitian Pavlov juga telah merangsang peneliti Amerika Serikat yang lainnya, bernama E.L. Thorndike. Hasil penelitian yang menggunakan kucing, melahirlah teori law of effect atau dijuluki S-R bond theory. Thorndike menyatakan bahwa respon akan diperkuat jika diikuti oleh kesenangan, dan dilemahkan jika diikuti oleh ketidaksenangan. Prinsip yang hadir adalah reinforcement (penguatan). Jika sesuatu tindakan yang didikuti suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perbuatan itu diulangi, dan akan meningkat. Latihan dan pengulangan dilakukan untuk mencapai kemahiran, seperti pada slogan practice make perfect. Makna yang terkandung adalah, semakin kuat stimulus, maka semakin kuat respon.
Teori law of effect Thorndike, kemudian diperluas oleh Skinner yang dikenal sebagai seorang behaviorisme radikal. Teori yang dihasilkan adalah operant conditioning. Teori tersebut membahas tentang penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku. Prinsip reinforcement menjadi fokusnya. Beliau meyakini bahwa, perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah akibat dari respon terhadap kejadian eksternal. Artinya, kita menjadi seperti apa yang diinginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan itu. Bagi Skinner, hal yang utama dalam membentuk kepribadian seseorang adalah dengan memberikan : reward dan punishment.
Behaviorisme classic dan new behaviorisme yang disebut sebagai masih satu aliran, yakni aliran behaviorisme, telah membawa kemajuan sekaligus keberatan-keberatan. Behaviorisme telah berperan besar dalam mengasilkan sebuah psikologi hewan. Pada manusia, behaviorisme memiliki sumbangsih bagaimana mendidik anak atau merubah perilaku. Sedangkan keberatan yang diutarakan adalah, behaviorisme terlalu mekanis yang diibaratkan sebagai sebuah mesin reksi. Namun demikian, behaviorisme telah mengawal sebuah psikologi yang mandiri, berdiri sebagai sebuah ilmu.
1. Teori behavioris
i) Haiwan seperti cimpazi belajar melalui proses kognisi
ii) Cimpazi yang menggunakan alatan untuk meyelesaikan masalah adalah berdasarkan pengalaman dan persepsinya. Ini menunjukkan perkaitan antara ransangan seperti kotak dan pisang dalam situasi yang dihadapinya.
Menurut kohler, persepsi kaitan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah iaitu mendapat pisang yang tergantung dan ini disebut sebagai celik akal. Kebolehan memerhatikan pertalian tersebut wujud kerana cimpazi itu melihat keadaan sangkar secara menyeluruh. Mereka juga berpendapat bahawa kebolehan mental seperti ini juga terdapat pada manusia yang dipercayai adalah lebih pintar berbanding dengan haiwan lain.
2. Teori humanisme
Maslow melihat individu sebagai sesuatu yang berintergrasi dan penyusuan keseluruhan. Contohnya, seorang insan yang lapar, ianya bukan sebahagian daripada diri individu tersebut, sebaliknya keseluruhan diri individu menunjukkan rasa lapar. Teori Maslow ini ada berkaitan dengan personaliti, dan menitikberatkan beberapa andaian yang berkaitan dengan motivasi. Beliau menekankan keseluruhan diri individu bergerak, bukan hanya sebahagian daripada individu.
Maslow menganggap motivasi sebagai sesuatu yang kompleks, dimana tingkah laku luaran yan diperlihatkan oleh manusia. Beliau juga menganggap, individu akan terus bermotivasi oleh kerana sesuatu matlamat. Matlamat ini dianggap sebagai keperluan yang perlu dipenuhi oleh semua manusia tanpa mengambil kira budaya, persekitaran dan perbezaan generasi.
Personaliti yang dibincangkan oleh Maslow lebih kepada keperluan individu. Maslow sering mengaitkan perkembangan personaliti dengan motivasi. Motivasi lahir dari keperluan yang diperolehi oleh setiap individu. Maslow berpendapat sebilangan keperluan dalaman yang menggerak serta mengarahkan perlakuan yang dipamerkan oleh individu. Keperluan yang ditunjukkan oleh Maslow boleh dilihat dalam bentuk hieraki.
Menurut beliau keperluan di tahap yang paling bawah/keperluan fisiologi harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum seseorang individu memikirkan tahap kedua. Dengan kata lain keperluan di peringkat kedua tidak akan wujud jika keperluan diperingkat pertama tidak mencapai tahap kesempurnaan.
Maslow juga menyebut terdapat perbezaan diantara keperluan peringkat bawah dengan keperluan di peringkat tinggi. Antaranya :
· Keperluan di peringkat tinggi wujud lewat di dalam pertumbuhan diri kita dan kewujudannya secara beransur – ansur. Oleh kerana lebih tinggi keperluan itu ianya lebih istimewa kepada individu tersebut.
· Keperluan fisiologi wujud sebaik sahaja individu lahir di dunia.
· Keperluan penghargaan kendiri timbul di peringkat remaja dan dewasa. Manakala keperluan kesempurnaan kendiri wujud selepas pertengahan umur.
· Kepuasan memenuhi keperluan di peringkat tinggi akan membawa erti yang mendalam kepada diri individu tersebut, seperti gembira. Keperluan di peringkat tertinggi (keperluan kesempurnaan kendiri) dianggap sebagai keperluan pertumbuhan.
· Keperluan – keperluan di peringkat rendah, adalah keperluan yang semestinya dilalui oleh setiap individu bagi mengekalkan kestabilan.
b. Tokoh
c. Prinsip/ Konsep Model
d. Maklumat Tambahan
Teori kognitif
1. Teori ini tidak dapat menerangkan semua proses pembelajaran.
2. Pengumpulan maklumat tambahan dapat dilaksanakan.
3. Pembelajaran melalui pengamatan terhadap sesuatu maklumat yang diterima.
4. Pelbagai konsep membolehkan pengalaman baru difahami dan masalah diselesaikan.
5. Menggalakkan pelajar berfikir secara kritis dan kreatif.
6. Guru boleh menilai perkembangan kognitif murid-murid melalui ujian peperiksaan dan member tugasan kepada mereka.
Teori Thorndike:
1. Untuk meningkatkan tahap kesediaan belajar, guru harus menggunakan motivasi yang sesuai.
2. Mengukuhkan pertalian antara rangsangan dan gerak balas pelajar dengan membanyakkan aktiviti latihan, ulangkaji, aplikasi, serta pengukuhan dalam keadaan yang menyeronokkan.
3. Memberi ganjaran atau peneguhan untuk respons atau gerak balas yang betul daripada pelajar.
4. Memberi peluang kepada pelajar untuk menikmati kejayaan dalam pembelajaran mereka.
Teori Humanis:
1. Menitikberatkan perkembangan persendirian individu sosial yang sihat.
2. Programnya berorientasi penemuan dan tidak mementingkan pembelajaran resepsi(penerimaan)
3. Perasaan dan keinginan murid serta autonomi individu sentiasa dihormati.
4. Matlamat utamanya ialah mencapai kesempurnaan kendiri bagi setiap individu.
5. Mementingkan perkembangan potensi individu:
a. Strategi dan kaedah yg sesuai: berpusatkan murid, kaedah individu, inkuiri penemuan, kerja praktik serta pengayaan dan pemulihan.
b. Guru sbg fasilitator/pembimbing.
Teori konstruktivisme:
1. Pelajar berpeluang mengemukakan pandangannya tentang sesuatu konsep.
2. Pelajar berpeluang berkongsi persepsi antara satu sama lain.
3. Pelajar menghormati pandangan alternatif rakan-rakan mereka.
4. Semua pandangan pelajar dihormati dan tidak dipandang rendah
5. Pembelajaran berpusatkan pelajar.
6. Memperbanyakkan aktiviti berasaskan ‘hands-on’ dan ‘minds-on’kepada murid-murid.
7. Mementingkan kemahiran saintifik dan kemahiran berfikir.
8. Pelajar mengaplikasikan idea baru dalam konteks yang berbeza untuk mengukuhkan kefahaman idea tersebut.
9. Pelajar perlu bijak menghubungkait idea asal dengan idea yang baru dibina
10. Guru menyediakan alat/bahan yang sesuai semasa proses pengajaran dan pembelajaran berlangsung.
11. Pelajar digalakkan mengemukakan hipotesis dan bukan guru menerangkan teori.
12. Guru mengemukakan soalan yang boleh meransangkan pelajar mencari jawapan
13. Guru tidak menyampaikan maklumat secara terus kepada pelajar.
14. Pelajar perlu banyak berinteraksi dengan pelajar lain dan guru.
15. Guru perlu prihatin terhadap keperluan, kebolehan dan minat pelajar.
Teori Bandura:
1. Penyampaian guru hendaklah cekap dan menarik agar dapat menjadi role model kpd pelajar.
2. Demontrasi guru hendaklah jelas serta menarik agar pelajar dpt meniru dengan cepat.
3. Hasilan guru dpt kraftangan, lukisan atau ABM hendaklah bermutu tinggi.
4. Guru boleh menggunakan rakan sebaya yang cemerlang sbg model.
5. Guru boleh mengajar nilai murni dan watak bersejarah dengan teknik main peranan dan simulasi.
Wolfgang Kohler, seorang perisik Jerman semasa Perang Dunia I, yang bertempat di Tenerife, Afrika Barat mengkaji tingkahlaku cimpanzi menyelesai masalah. Hasil kajiannya ditulis dalam buku betajuk The Mentality of Apes (1925). Bagi membentuk teori gesalt, Wolfgang Kohler menjalankan dua eksperimen dengan menggunkan cimpazi. Mereka menggunakan pendekatan kognitif untuk mengkaji bagaimana seekor cimpazi menyelesaikan masalah untuk mendapatkan sebiji pisang yang tergantung dibumbung sangkarnya.
Eksperimen " Celik Akal"
Seekor cimpanzi diletakkan di dalam sangkat. Pisang digantung daripada bumbung sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan saiz. Mula-mula haiwan itu melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berjaya. Oleh kerana usaha-usaha itu tidak membawa hasil. cimpanzi itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba haiwan itu dapat sesuatu idea dan terus menyusun kotak-kotak itu untuk dijadikan sebagai tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
kesimpulan yang didapati dari hasil kajian Kohler tersebut ialah:
i) Haiwan seperti cimpazi belajar melalui proses kognisi
ii) Cimpazi yang menggunakan alatan untuk meyelesaikan masalah adalah berdasarkan pengalaman dan persepsinya. Ini menunjukkan perkaitan antara ransangan seperti kotak dan pisang dalam situasi yang dihadapinya.
Menurut kohler, persepsi kaitan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah iaitu mendapat pisang yang tergantung dan ini disebut sebagai celik akal. Kebolehan memerhatikan pertalian tersebut wujud kerana cimpazi itu melihat keadaan sangkar secara menyeluruh. Mereka juga berpendapat bahawa kebolehan mental seperti ini juga terdapat pada manusia yang dipercayai adalah lebih pintar berbanding dengan haiwan lain.
2. Teori humanisme
Maslow melihat individu sebagai sesuatu yang berintergrasi dan penyusuan keseluruhan. Contohnya, seorang insan yang lapar, ianya bukan sebahagian daripada diri individu tersebut, sebaliknya keseluruhan diri individu menunjukkan rasa lapar. Teori Maslow ini ada berkaitan dengan personaliti, dan menitikberatkan beberapa andaian yang berkaitan dengan motivasi. Beliau menekankan keseluruhan diri individu bergerak, bukan hanya sebahagian daripada individu.
Maslow menganggap motivasi sebagai sesuatu yang kompleks, dimana tingkah laku luaran yan diperlihatkan oleh manusia. Beliau juga menganggap, individu akan terus bermotivasi oleh kerana sesuatu matlamat. Matlamat ini dianggap sebagai keperluan yang perlu dipenuhi oleh semua manusia tanpa mengambil kira budaya, persekitaran dan perbezaan generasi.
Personaliti yang dibincangkan oleh Maslow lebih kepada keperluan individu. Maslow sering mengaitkan perkembangan personaliti dengan motivasi. Motivasi lahir dari keperluan yang diperolehi oleh setiap individu. Maslow berpendapat sebilangan keperluan dalaman yang menggerak serta mengarahkan perlakuan yang dipamerkan oleh individu. Keperluan yang ditunjukkan oleh Maslow boleh dilihat dalam bentuk hieraki.
Menurut beliau keperluan di tahap yang paling bawah/keperluan fisiologi harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum seseorang individu memikirkan tahap kedua. Dengan kata lain keperluan di peringkat kedua tidak akan wujud jika keperluan diperingkat pertama tidak mencapai tahap kesempurnaan.
Maslow juga menyebut terdapat perbezaan diantara keperluan peringkat bawah dengan keperluan di peringkat tinggi. Antaranya :
· Keperluan di peringkat tinggi wujud lewat di dalam pertumbuhan diri kita dan kewujudannya secara beransur – ansur. Oleh kerana lebih tinggi keperluan itu ianya lebih istimewa kepada individu tersebut.
· Keperluan fisiologi wujud sebaik sahaja individu lahir di dunia.
· Keperluan penghargaan kendiri timbul di peringkat remaja dan dewasa. Manakala keperluan kesempurnaan kendiri wujud selepas pertengahan umur.
· Kepuasan memenuhi keperluan di peringkat tinggi akan membawa erti yang mendalam kepada diri individu tersebut, seperti gembira. Keperluan di peringkat tertinggi (keperluan kesempurnaan kendiri) dianggap sebagai keperluan pertumbuhan.
· Keperluan – keperluan di peringkat rendah, adalah keperluan yang semestinya dilalui oleh setiap individu bagi mengekalkan kestabilan.
b. Tokoh
Teori Behavioris | Teori Kognitif | Teori Humanisme | Teori Sosial | ||
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) J.B. Watson (1878-1958) Edward L.Thorndike (1874-1949) Burhuss Frederick Skinner (1904-1990) | Jean Piaget (9 Ogos 1896- 1981) Lev Vygotsky (1896-1934) David Paul Ausubel (1918-2008) Jerome Seymour Bruner (1915-sekarang) Wolfgang kohler (January 21, 1887 – June 11, 1967) | Abraham Harold Maslow (1908-1970) Carl Ransom Rogers (1902-1987) | Albert Bandura (1925-hingga kini) |
c. Prinsip/ Konsep Model
Teori Behavioris | Teori Kognitif | Teori Humanisme | Teori Sosial | Teori Konstruktivisme |
Rangsangan gerak balas Peneguhan Hukuman Thorndike: 3 hukum Kesediaan Latihan Hukum kesan Konsep lain: Pavlov Pembelajaran semula Generalisasi –rangsangan yang sama akan menghasilkan t/b yang sama Diskriminasi t/b dengan rangsangan tertentu sahaja Penghapusan –rangsangan terlazim x disertai rangsangan tak terlazim. | Prinsip: pelajar menerima, memproses,menyimpan, mencari maklumat dalam memori. Menumpukan kepada apa yang pelajar tahu dan bagaimana mereka mengetahuinya Ausubel: -Resepsi Maklumat, hafalan Penemuan Pemikiran, analisis, asimilasi Brunner: Enaktif (manipulasi objek langsung) Ikonik (Representasi gambar) Simbolik (manipulasi symbol) | -Proses aktif & konstruktif yang terjadi di lingkungan luar kelas. -Mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman lama(asimilasi) -Penyesuaian schemata ( komodasi -Proses kognitif untuk memecahkan masalah dunia nyata, menggunakan alat yang tersediadalam situasi pemecahan masalah -Proses peribadi terus menerus untuk mengetuai kemajuan pelajar -Bersifat perspektif, konvensional tentative dan evolusioner. | Adalah gabungan peneguhan behavioris dengan psikologi kognitif dalam pembelajaran yang sistematik. Para pelajar ditekankan agar menggunakan pemikiran dalaman dan tak bergantung kepada pelaziman atom operan seperti dalam teori behavioris. Prinsip teori sosial bandura: Menggunakan model yang sesuai dengan perbezaan individu Proses pemerhatian dilakukan mengikut prosedur Keupayaan mengawal dan manipulasi diri dengan menggunakan pemikiran refleksi diri maklum balas daripada model. Kecekapan meniru dan reproduksi dengan latihan secara sistematik sariapa mudah kepada kompleks dan demonstrasi berulang –ulang, Konsep kendiri positif (beri peneguhan positif) | Teori ini menekankan kepentingan cara pengajaran-pengajaran yang dapat memenuhi kehendak individu berdasarkan perkembangan emosinya. Dalam kontek pendidikan, guru membantu klien (pelajar) bagi mengenalpasti masalah , bertindak terhadap masalah itu dan menuju ke arah penyelesaian . |
d. Maklumat Tambahan
- Analisis SWOT Teori -
- Implikasi Teori kepada P&P -
Teori kognitif
1. Teori ini tidak dapat menerangkan semua proses pembelajaran.
2. Pengumpulan maklumat tambahan dapat dilaksanakan.
3. Pembelajaran melalui pengamatan terhadap sesuatu maklumat yang diterima.
4. Pelbagai konsep membolehkan pengalaman baru difahami dan masalah diselesaikan.
5. Menggalakkan pelajar berfikir secara kritis dan kreatif.
6. Guru boleh menilai perkembangan kognitif murid-murid melalui ujian peperiksaan dan member tugasan kepada mereka.
Teori Thorndike:
1. Untuk meningkatkan tahap kesediaan belajar, guru harus menggunakan motivasi yang sesuai.
2. Mengukuhkan pertalian antara rangsangan dan gerak balas pelajar dengan membanyakkan aktiviti latihan, ulangkaji, aplikasi, serta pengukuhan dalam keadaan yang menyeronokkan.
3. Memberi ganjaran atau peneguhan untuk respons atau gerak balas yang betul daripada pelajar.
4. Memberi peluang kepada pelajar untuk menikmati kejayaan dalam pembelajaran mereka.
Teori Humanis:
1. Menitikberatkan perkembangan persendirian individu sosial yang sihat.
2. Programnya berorientasi penemuan dan tidak mementingkan pembelajaran resepsi(penerimaan)
3. Perasaan dan keinginan murid serta autonomi individu sentiasa dihormati.
4. Matlamat utamanya ialah mencapai kesempurnaan kendiri bagi setiap individu.
5. Mementingkan perkembangan potensi individu:
a. Strategi dan kaedah yg sesuai: berpusatkan murid, kaedah individu, inkuiri penemuan, kerja praktik serta pengayaan dan pemulihan.
b. Guru sbg fasilitator/pembimbing.
Teori konstruktivisme:
1. Pelajar berpeluang mengemukakan pandangannya tentang sesuatu konsep.
2. Pelajar berpeluang berkongsi persepsi antara satu sama lain.
3. Pelajar menghormati pandangan alternatif rakan-rakan mereka.
4. Semua pandangan pelajar dihormati dan tidak dipandang rendah
5. Pembelajaran berpusatkan pelajar.
6. Memperbanyakkan aktiviti berasaskan ‘hands-on’ dan ‘minds-on’kepada murid-murid.
7. Mementingkan kemahiran saintifik dan kemahiran berfikir.
8. Pelajar mengaplikasikan idea baru dalam konteks yang berbeza untuk mengukuhkan kefahaman idea tersebut.
9. Pelajar perlu bijak menghubungkait idea asal dengan idea yang baru dibina
10. Guru menyediakan alat/bahan yang sesuai semasa proses pengajaran dan pembelajaran berlangsung.
11. Pelajar digalakkan mengemukakan hipotesis dan bukan guru menerangkan teori.
12. Guru mengemukakan soalan yang boleh meransangkan pelajar mencari jawapan
13. Guru tidak menyampaikan maklumat secara terus kepada pelajar.
14. Pelajar perlu banyak berinteraksi dengan pelajar lain dan guru.
15. Guru perlu prihatin terhadap keperluan, kebolehan dan minat pelajar.
Teori Bandura:
1. Penyampaian guru hendaklah cekap dan menarik agar dapat menjadi role model kpd pelajar.
2. Demontrasi guru hendaklah jelas serta menarik agar pelajar dpt meniru dengan cepat.
3. Hasilan guru dpt kraftangan, lukisan atau ABM hendaklah bermutu tinggi.
4. Guru boleh menggunakan rakan sebaya yang cemerlang sbg model.
5. Guru boleh mengajar nilai murni dan watak bersejarah dengan teknik main peranan dan simulasi.
No comments:
Post a Comment